Ikatan Remaja Masjid Al-Furqaan Puri Cipageran Indah 1 Cimahi

Pacaran? Bagaimana Pandangan Seorang Muslim Yang Seharusnya?



Di hampir semua lapisan masyarakat, pacaran pasti ada dan menimbulkan pandangan-pandangan yang beragam baik itu yang melarang maupun yang mengizinkan. Sayangnya, pacaran lambat laun menjamur dan bahkan membudaya di semua segmen umur.
Keadaan ini tentu saja membahayakan generasi remaja muslim yang harusnya dapat membangun bangsa dan agama, justru semakin dirusak oleh pacaran. Hal ini tentu harus ditanggulangi bersama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Oleh karena itulah, tulisan saya ini terbit. Tulisan yang berisi bantahan singkat nan halus ini setidak-tidaknya dapat menyadarkan setiap orang khususnya remaja muslim.
Alasan setiap orang khususnya remaja muslim dalam berpacaran memang beragam. Dalam tulisan ini, saya merangkum setidak-tidaknya terdapat dua hal yang menjadi alasan mereka.
Pertama, Perhatian, Kasih Sayang, dan Rasa Cinta
Menurut mereka, pacaran adalah simbol dari perhatian, kasih sayang, dan rasa cinta. Memang kelihatannya seperti itu dimana pasangan yang berpacaran ini sangat perhatian kepada pasangannya bahkan sampai ke taraf yang berlebihan. Mereka juga saling mengingatkan satu sama lain. Namun, pasangan yang berpacaran ini cenderung menjauhi orang-orang terdekatnya (jika tengah berduaan saja).
Menurut pandangan saya, mereka yang berpacaran karena alasan ini justru malah membuat mereka menjauh dari perhatian, kasih sayang, dan rasa cinta yang padahal lebih dekat dan telah mereka rasakan sebelumnya. Ya, mereka menjauh dari teman-teman mereka, guru-guru mereka, kerabat sanak saudara mereka, bahkan orang tua yang telah membesarkan mereka sedari kecil.
Mereka seakan-akan melupakan apa yang sudah diberikan pada mereka saat itu. Dan jangan lupa, mereka juga semakin menjauh dari Allah, Tuhan semesta alam ini. Lupa bahwa mereka adalah hamba dan ciptaan Allah yang pastinya akan diperhatikan, disayangi, bahkan dibantu dalam mengarungi kehidupan ini. Semestinya, mereka tahu kalau Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dan tentu tidak akan membeda-bedakan pemberiannya pada hamba-Nya.
Kedua, Gengsi
Ini mungkin adalah alasan terburuk (bahkan terbodoh) dari orang yang berpacaran. Kata 'Jomblo' telah mengubah paradigma hampir semua orang di negeri ini seakan-akan jika kita dijuluki jomblo, maka dunia seakan menjadi neraka. Orang-orang akan menjustifikasikan para jomblo sebagai orang yang yah pokoknya citranya menjadi buruk.
Citra jomblo inilah yang justru membuat setiap orang untuk berlomba-lomba dalam berpacaran. Status sosial seseorang bahkan bisa berubah sedemikian rupa setelah berpacaran. Hal ini tentu membuat miris segelintir orang bahwa dengan status jomblo saja bisa membuat orang terjerumus untuk melakukan kemaksiatan. Padahal, setiap orang pasti memiliki alasan tersendiri untuk hidup sendiri atau dengan kata lain menjomblo. Misalnya, seseorang yang memang tidak mau berpacaran atau berpikiran untuk langsung menikah saja bila sudah bisa membiayai diri sendiri.
Lagipula, apakah ada yang salah jika seseorang itu menjomblo? Jawabannya kan tidak. Justru yang salah adalah orang-orang yang membuat citra jomblo itulah yang salah. Memang Allah berfirman dalam firmannya bahwa Dia menciptakan setiap manusia itu berpasang-pasangan tapi dengan catatan, manusia berpasang-pasangan melalui ikatan pernikahan sehingga bernilai ibadah.
Setelah dua poin diatas, apakah anda masih berniat untuk pacaran? Bukan tanpa alasan pacaran itu dilarang. Berbagai tulisan lain sudah menunjukkan alasan-alasan pelarangan pacaran baik dari sudut pandang agama maupun sudut pandang lainnya.
Saya akan mengutip perkataan teman saya yang saat itu tengah membicarakan cara berdakwah pada orang yang berpacaran dengan saya. Perkataannya ini dilontarkan dia ketika misalnya seseorang sudah dinasihati hingga berbusa mulutnya tapi tetap berpacaran. 
"Coba kamu pikirin deh. Kamu setiap malam tidak lain pasti memikirkan dia kan? Berarti itu Zina pikiran. Kamu melihat dia dengan tatapan nafsu kan? Berarti itu Zina mata. Kamu pegangan tangan sama dia kan? Berarti itu Zina tangan.
Kamu mau 'ngapel' ke rumahnya kan? Berarti itu Zina kaki. Dan berbagai macam perbuatan yang kalian lakukan itu sudah pasti bermacam-macam Zina. Allah aja nyuruh kita buat jangan mendekati Zina. Berarti, kamu dan pasangan kamu sudah mendekati Zina dong... Paling tinggal nunggu azab aja kali yang dateng menghampiri..."
Pada beberapa kasus sendiri, pacaran malah menjadi awal dari sebuah perzinaan, ya kan? Betapa besarnya dosa kita jika kita berpacaran... Na'udzubillahimindzalik. Semoga kita tidak termasuk dalam golongan orang yang seperti ini.

Ajaran Islam Melarang Mendekati Zina

Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’ [17] : 32)
Dalam Tafsir Jalalain dikatakan bahwa larangan dalam ayat ini lebih keras daripada perkataan ‘Janganlah melakukannya’. Artinya bahwa jika kita mendekati zina saja tidak boleh, apalagi sampai melakukan zina, jelas-jelas lebih terlarang.
Asy Syaukani dalam Fathul Qodir mengatakan, ”Apabila perantara kepada sesuatu saja dilarang, tentu saja tujuannya juga haram dilihat dari maksud pembicaraan.”
Dilihat dari perkataan Asy Syaukani ini, maka kita dapat simpulkan bahwa setiap jalan (perantara) menuju zina adalah suatu yang terlarang. Ini berarti memandang, berjabat tangan, berduaan dan bentuk perbuatan lain yang dilakukan dengan lawan jenis karena hal itu sebagai perantara kepada zina adalah suatu hal yang terlarang.

Islam Memerintahkan untuk Menundukkan Pandangan

Allah memerintahkan kaum muslimin untuk menundukkan pandangan ketika melihat lawan jenis. Allah Ta’ala berfirman,
قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ
Katakanlah kepada laki – laki yang beriman :”Hendaklah mereka menundukkan pandangannya dan memelihara kemaluannya.” (QS. An Nuur [24] : 30 )
Dalam lanjutan ayat ini, Allah juga berfirman,
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ
Katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : “Hendaklah mereka menundukkan pandangannya, dan kemaluannya” (QS. An Nuur [24] : 31)
Ibnu Katsir ketika menafsirkan ayat pertama di atas mengatakan, ”Ayat ini merupakan perintah Allah Ta’ala kepada hamba-Nya yang beriman untuk menundukkan pandangan mereka dari hal-hal yang haram. Janganlah mereka melihat kecuali pada apa yang dihalalkan bagi mereka untuk dilihat (yaitu pada istri dan mahromnya). Hendaklah mereka juga menundukkan pandangan dari hal-hal yang haram. Jika memang mereka tiba-tiba melihat sesuatu yang haram itu dengan tidak sengaja, maka hendaklah mereka memalingkan pandangannya dengan segera.”
Ketika menafsirkan ayat kedua di atas, Ibnu Katsir juga mengatakan,”Firman Allah (yang artinya) ‘katakanlah kepada wanita-wanita yang beriman : hendaklah mereka menundukkan pandangan mereka’ yaitu hendaklah mereka menundukkannya dari apa yang Allah haramkan dengan melihat kepada orang lain selain suaminya. Oleh karena itu, mayoritas ulama berpendapat bahwa tidak boleh seorang wanita melihat laki-laki lain (selain suami atau mahromnya, pen) baik dengan syahwat dan tanpa syahwat. … Sebagian ulama lainnya berpendapat tentang bolehnya melihat laki-laki lain dengan tanpa syahwat.”

Lalu bagaimana jika kita tidak sengaja memandang lawan jenis?
Dari Jarir bin Abdillah, beliau mengatakan,
سَأَلْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- عَنْ نَظَرِ الْفُجَاءَةِ فَأَمَرَنِى أَنْ أَصْرِفَ بَصَرِى.
Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang pandangan yang cuma selintas (tidak sengaja). Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku agar aku segera memalingkan pandanganku.” (HR. Muslim no. 5770)
Faedah dari menundukkan pandangan, sebagaimana difirmankan Allah dalam surat An Nur ayat 30 (yang artinya) “yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka” yaitu dengan menundukkan pandangan akan lebih membersihkan hati dan lebih menjaga agama orang-orang yang beriman. Inilah yang dikatakan oleh Ibnu Katsir –semoga Allah merahmati beliau- ketika menafsirkan ayat ini. –Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk menundukkan pandangan sehingga hati dan agama kita selalu terjaga kesuciannya.

Allah Memerintahkan kepada Wanita untuk Menutup Auratnya

Allah Ta’ala berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَنْ يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab [33] : 59)
وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا
Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.” (QS. An Nuur [24] : 31).
Berdasarkan tafsiran Ibnu Abbas, Ibnu Umar, dan Atho’ bin Abi Robbah bahwa yang boleh ditampakkan adalah wajah dan kedua telapak tangan. (Lihat Jilbab Al Mar’ah Al Muslimah, Amr Abdul Mun’im Salim)

Agama Islam Melarang Berduaan dengan Lawan Jenis

Dari Ibnu Abbas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ إِلاَّ مَعَ ذِى مَحْرَمٍ
Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita kecuali jika bersama mahromnya.” (HR. Bukhari, no. 5233)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ لاَ تَحِلُّ لَهُ ، فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ ، إِلاَّ مَحْرَمٍ
Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya. (HR. Ahmad no. 15734. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan hadits ini shohih ligoirihi)

Jabat Tangan dengan Lawan Jenis Termasuk yang Dilarang

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu , Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.” (HR. Muslim no. 6925)
Imam Nawawi –seorang ulama besar Syafi’iyyah- berkata,
”Makna hadits ini adalah bahwa anak Adam telah ditetapkan bagian untuk berzina. Di antaranya ada yang berbentuk zina secara hakiki yaitu memasukkan kemaluan kepada kemaluan yang haram. Di samping itu juga ada zina yang bentuknya simbolis (majas) yaitu dengan melihat sesuatu yang haram, mendengar hal-hal zina dan yang berkaitan dengan hasilnya; atau pula dengan menyentuh wanita ajnabiyah (wanita yang bukan istri dan bukan mahrom) dengan tangannya atau menciumnya; atau juga berjalan dengan kakinya menuju zina, memandang, menyentuh, atau berbicara yang haram dengan wanita ajnabiyah dan berbagai contoh yang semisal ini; bisa juga dengan membayangkan dalam hati. Semua ini merupakan macam zina yang simbolis (majas). Lalu kemaluan nanti yang akan membenarkan perbuatan-perbuatan tadi atau mengingkarinya. Hal ini berarti ada zina yang bentuknya hakiki yaitu zina dengan kemaluan dan ada pula yang tidak hakiki dengan tidak memasukkan kemaluan pada kemaluan, atau yang mendekati hal ini. Wallahu a’lam” (Syarh An Nawawi ‘ala Muslim)
Jika kita melihat pada hadits di atas, menyentuh lawan jenis -yang bukan istri atau mahrom- diistilahkan dengan berzina. Hal ini berarti menyentuh lawan jenis adalah perbuatan yang haram karena berdasarkan kaedah ushul ‘apabila sesuatu dinamakan dengan sesuatu lain yang haram, maka menunjukkan bahwa perbuatan tersebut adalah haram.” (Lihat Taysir Ilmi Ushul Fiqh, Abdullah bin Yusuf Al Juda’i)

Meninjau Fenomena Pacaran

Setelah pemaparan kami di atas, jika kita meninjau fenomena pacaran saat ini pasti ada perbuatan-perbuatan yang dilarang di atas. Kita dapat melihat bahwa bentuk pacaran bisa mendekati zina. Semula diawali dengan pandangan mata terlebih dahulu. Lalu pandangan itu mengendap di hati. Kemudian timbul hasrat untuk jalan berdua. Lalu berani berdua-duan di tempat yang sepi. Setelah itu bersentuhan dengan pasangan. Lalu dilanjutkan dengan ciuman. Akhirnya, sebagai pembuktian cinta dibuktikan dengan berzina. –Naudzu billahi min dzalik-. Lalu pintu mana lagi paling lebar dan paling dekat dengan ruang perzinaan melebihi pintu pacaran?!
Mungkinkah ada pacaran Islami? Sungguh, pacaran yang dilakukan saat ini bahkan yang dilabeli dengan ’pacaran Islami’ tidak mungkin bisa terhindar dari larangan-larangan di atas. Renungkanlah hal ini!

Mustahil Ada Pacaran Islami

Salah seorang dai terkemuka pernah ditanya, ”Ngomong-ngomong, dulu bapak dengan ibu, maksudnya sebelum nikah, apa sempat berpacaran?”
Dengan diplomatis, si dai menjawab,”Pacaran seperti apa dulu? Kami dulu juga berpacaran, tapi berpacaran secara Islami. Lho, gimana caranya? Kami juga sering berjalan-jalan ke tempat rekreasi, tapi tak pernah ngumpet berduaan. Kami juga gak pernah melakukan yang enggak-enggak, ciuman, pelukan, apalagi –wal ‘iyyadzubillah- berzina.
Nuansa berpikir seperti itu, tampaknya bukan hanya milik si dai. Banyak kalangan kaum muslimin yang masih berpandangan, bahwa pacaran itu sah-sah saja, asalkan tetap menjaga diri masing-masing. Ungkapan itu ibarat kalimat, “Mandi boleh, asal jangan basah.” Ungkapan yang hakikatnya tidak berwujud. Karena berpacaran itu sendiri, dalam makna apapun yang dipahami orang-orang sekarang ini, tidaklah dibenarkan dalam Islam. Kecuali kalau sekedar melakukan nadzar (melihat calon istri sebelum dinikahi, dengan didampingi mahramnya), itu dianggap sebagai pacaran. Atau setidaknya, diistilahkan demikian. Namun itu sungguh merupakan perancuan istilah. Istilah pacaran sudah kadong dipahami sebagai hubungan lebih intim antara sepasang kekasih, yang diaplikasikan dengan jalan bareng, jalan-jalan, saling berkirim surat, ber SMS ria, dan berbagai hal lain, yang jelas-jelas disisipi oleh banyak hal-hal haram, seperti pandangan haram, bayangan haram, dan banyak hal-hal lain yang bertentangan dengan syariat. Bila kemudian ada istilah pacaran yang Islami, sama halnya dengan memaksakan adanya istilah, meneggak minuman keras yang Islami. Mungkin, karena minuman keras itu di tenggal di dalam masjid. Atau zina yang Islami, judi yang Islami, dan sejenisnya. Kalaupun ada aktivitas tertentu yang halal, kemudian di labeli nama-nama perbuatan haram tersebut, jelas terlelu dipaksakan, dan sama sekali tidak bermanfaat. (Diambil dari buku Sutra Asmara, Ust Abu Umar Basyir)

Pacaran Mempengaruhi Kecintaan pada Allah

Ibnul Qayyim menjelaskan,
”Kalau orang yang sedang dilanda asmara itu disuruh memilih antara kesukaan pujaannya itu dengan kesukaan Allah, pasti ia akan memilih yang pertama. Ia pun lebih merindukan perjumpaan dengan kekasihnya itu ketimbang pertemuan dengan Allah Yang Maha Kuasa. Lebih dari itu, angan-angannya untuk selalu dekat dengan sang kekasih, lebih dari keinginannya untuk dekat dengan Allah”.

Pacaran Terbaik adalah Setelah Nikah

Islam yang sempurna telah mengatur hubungan dengan lawan jenis. Hubungan ini telah diatur dalam syariat suci yaitu pernikahan. Pernikahan yang benar dalam islam juga bukanlah yang diawali dengan pacaran, tapi dengan mengenal karakter calon pasangan tanpa melanggar syariat. Melalui pernikahan inilah akan dirasakan percintaan yang hakiki dan berbeda dengan pacaran yang cintanya hanya cinta bualan.
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَمْ نَرَ لِلْمُتَحَابَّيْنِ مِثْلَ النِّكَاحِ
Kami tidak pernah mengetahui solusi untuk dua orang yang saling mencintai semisal pernikahan.” (HR. Ibnu Majah no. 1920. Dikatakan shohih oleh Syaikh Al Albani)
Kalau belum mampu menikah, tahanlah diri dengan berpuasa. Rasulullah shallalahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنِ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ ، فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ ، وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ ، فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ
Barangsiapa yang mampu untuk menikah, maka menikahlah. Karena itu lebih akan menundukkan pandangan dan lebih menjaga kemaluan. Barangsiapa yang belum mampu, maka berpuasalah karena puasa itu bagaikan kebiri.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Wallahu'alam Bishawab, mudah-mudahan kita terhindarkan dari perbuatan yang tidak Allah Subhanahuwwata'ala ridhoi. Aamiin

Sumber : https://rumaysho.com/165-cinta-bukanlah-disalurkan-lewat-pacaran.html
            : http://www.qureta.com/post/pacaran-pandangan-seorang-remaja-muslim
Share:

Ringkasan (Perang Bani Qunaiqa)



Sirah Nabawiyah (28-04-2017)
Ust. Rahmat Abu Zahra
"Peristiwa perang bani qunaiqa"

> Penyebab Perang Bani Qunaiqa

   Penyebabnya:
- pertama, yaitu ketidaksukaan dan kedengkian kaum yahudi terhadap kemenangan kaum muslimin atas orang-orang quraisy dalam perang badar. Sikap buruk mereka ini nampak ketika Rasulullah shallallahualaihi wassalam mengumpulkan mereka dibpasar mereka. Lalu Rasulullah berkata wahai orang-orang yahudi janganlah kalian menjadi seorang yang membenci pertolongan allah. Lalu orang-orang yahudi itu pun menjawab wahai muhammad janganlah sombong dengan keberhasilanmu membunuh beberapa orang quraisy yang tidak mengerti peperangan. Jika engkau berani memerangi kami, maka disaat itu engkau akan mengetahui bahwa kami benar-benar manusia dan kamu tidak akan menjumpai orang seperti kami. Maka Allah menurunkan (QS Ali-Imran [3]: 12-13).

- penyebab kedua, yaitu salah satu seorang yahudi madinah mengganggu seorang muslimah dengan mengikatkan ujung pakaian bagian belakang muslimah tersebut kebagian yang lainnya. Sehingga ketika sang wanita itu bangkit dari duduknya tersingkaplah aurat bagian belakang. Dia pun berteriak meminta tolong kepada kaum muslimin. Salah seorang kaum muslimin yang mendengar teriakan ini, bergegas datang menolongnya dan berhasil membunuh yahudi jahil tersebut. Melihat temannya diserang, serta merta kaum yahudi menyerbu lelaki muslim itu sehingga meninggal juga. Kaum muslimin yang menyaksikan peristiwa ini  meminta tolong kepada kaum muslimin lainnya untuk melawan kaum yahudi, sehingga terjadilah sesuatu yang tidak diinginkan antara kaum muslimin dengan kaum yahudi, Bani Qunaiqa.

Kisah pengepungan Bani Qunaiqa dijelaskan dalam kitab shahih Bukhari dan Muslim, sedangkan penjelasan secara rinci tentang pengepungan ini diriwayatkan oleh ibnu ishaq al waqidi.

Rasulullah Shallallahualaihi wassalam mengepung mereka selama lima belas hari. Ketika bani qunaiqa merasa tertekan dengan pengepungan ini, akhirnya mereka bersedia menerima keputusan Rasulullah shallallahualaihi wassalam, lalu Rasulullah memerintahkan agar lelaki mereka agar diikat. Dalam kondisi itu muncullah Abdullah bin Uba, munafik yang terus terusan meminta kepada Rasulullah agar mereka dilepaskan karena mereka ini adalah para sekutunya. Karena diminta terus menerus akhirnya rasulullah pun melepaskan mereka. Kejadian inilah yang membuat terusirnya yahudi dari jazirah arab.

> Ibrah dari perang bani qunaiqa

1 peristiwa ini menunjukkan bahwa orang-orang yahudi memendam rasa benci dan iri terhadap kaum muslimin
2 orang-orang munafik yang saat itu bersama Abdullah bin Ubay terlihat bahwa statusnya mereka bekerja sama dengan orang-orang yahudi untuk menghancurkan kaum muslimin
>>> tidak boleh loyal kepada kaum muslimin dalam, bahkan kita harus berlepas diri dari mereka (QS Ali-Imran [3]:28)


Wallahu'alam Bishawab
Share:

REMAJA BERPRESTASI? SEMUA BISA TERWUJUD!


Galau itu Biasa
                Masa remaja adalah masa yang paling berkesan karena memberikan begitu banyak sekali pengalaman hidup yang berarti untuk masa depan. Di masa remaja inilah saat yang paling tepat untuk mengukir begitu banyak prestasi, karena masa remaja peluang untuk meraih begitu banyak prestasi sangatlah terbuka lebar bagi siapapun dia yang bisa memanfaatkan waktunya. 
                Memang begitu banyak tantangan yang harus dilalui untuk meraih beragam prestasi yang ingin dicapai. Salah satu kendala yang kerap kali muncul dalam diri seorang remaja adalah GALAU. Ya, satu kata ini memang tidak bisa dipisahkan dari diri remaja, karena masa remaja adalah masa-masa yang labil dan masa dimana seorang remaja yang akan tumbuh dewasa berusaha untuk mencari jati diri mereka. Mereka ingin tahu apa kekurangan dan kelebihan mereka. Mereka ingin mengetahui apa yang terbaik untuk masa depan mereka, padahal di satu sisi mereka masih ingin menikmati masa-masa indah mereka dengan bersenang-senang, tetapi di sisi lain mereka harus mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan yang lebih banyak tantangan pastinya.
                Nah disinilah awal mulanya kenakalan remaja muncul, karena mungkin mereka mengalami konflik dalam diri mereka yang terkadang membuat mereka menjadi putus asa. Karena memang pada dasarnya remaja menuntut kesenangan dan belum terbiasa menghadapi kesukaran yang dialami orang dewasa.
                Untuk menghadapi kegalauan karena tantangan-tantangan didepan maka seorang remaja hendaknya mempunyai visi dan misi yang jelas untuk masa depan mereka. Mereka harus mengingat bahwa selain diri mereka sendiri masih ada orang tua serta keluarga yang lain yang harus mereka bahagiakan dan paling tidak bisa membalas sedikit pengorbanan mereka untuk kita dimasa kecil dulu. Remaja hendaknya sering berkonsultasi dengan orang tua, agar masa depan mereka benar-benar terarah. Karena orang tua pasti akan mengarahkan yang terbaik untuk anaknya. Selain itu lingkungan juga harus mendukung untuk ini.

Remaja Smart itu Kayak Gini! 

Smart = nggak kupeng
Kupeng alias kurang pengetahuan. Muslimah itu wawasannya harus luas. Bukan cuma gosip artis yang diurusin atau model baju terbaru yang diketahui. Gadget terbaru selalu update tapi hanya untuk main game atau bahkan nyari gebetan via facebook. Rajin di depan TV tapi sekadar mantengin acara musik atau FTV.
Penting sekali bagi remaja yang ingin berprestasi untuk menambah pengetahuan, baik dibidang ipTek, maupun keagamaan. Karena ipTek dengan agama saling melengkapi agar diri seseorang menjadi berprestasi dan tetap menjadi pribadi yang bisa dibanggakan oleh agamanya.

·Smart = nggak kuper
Kuper alias kurang pergaulan. Maksudnya disini adalah kurangnya bersosialisasi dengan orang lain, padahal sosialisasi itu salah satu hal yang sangaaatt penting dalam kehidupan. Yang kuper itu yang rajin mengurung diri di kamar saja. Dia baik dan salihah tapi dipakai untuk diri sendiri. Dia cerdas tapi enggan berbagi. Seolah-olah surga untuk ditempati sendiri. Ih…semoga kamu bukan termasuk tipe ini ya.
Tetapi ada juga yang rajin jalan-jalan di mal tapi untuk nongkrong dan cuci mata. Gabung di organisasi tapi dengan niatan mau cari pacar. Punya banyak teman tapi tidak membawa manfaat bagi perbaikan diri.
Kedua tipe di atas tak bisa dipilih. Muslim smart itu tipenya peduli. Bukan hanya diri sendiri, tapi juga keluarga, teman, dan lingkungan. Biar kata kamu harus banyak bergaul tapi ingat, bergaul yang syar’i itu harus kamu pahami. Becanda boleh-boleh saja tapi jangan kelewatan. Tetap tidak boleh ada unsur bohong atau menipu di dalamnya. Bahkan, banyak tertawa itu bisa mematikan hati loh. So, tetap jaga imej bahwa kamu muslim. 

Smart = jaga kehormatan
Jaga kehormatan bukan berarti sok suci, karena banyak kan zaman sekarang orang yang berusaha menjaga kehormatannya dikatain sok sucilah, munafik lah, sombong lah, sok jual mahal lah. Padahal kan niat mereka baik. So, jangan dengarkan kata orang yang gapenting itu dehh. 
Menjaga kehormatan juga bukan berarti menutup diri dengan orang lain. Harus tetap bergaul, tetapi yang syar’i lohh. Tetap menutup aurat, berkata yang baik-baik, dan menjaga jarak dengan lawan jenis. Bukan berarti menjauhi lawan jenis ya. Tetapi lebih tahu dengan batasan-batasan yang sudah ditetapkan dalam Islam. Jalan-jalan kemanapun boleh, asal dengan tujuan yang baik, dan ketempat yang baik, bukan untuk berbuat maksiat, tetapi untuk refreshing misalnya :D
Bila perempuan utamanya muslimah mau mengikuti aturan ini dengan baik dan benar maka fenomena cewek cabe-cabean seperti yang marak akhir-akhir ini nggak akan terjadi.

Smart = mau ngaji
Ngaji bukan sekedar membaca Al-Qur’an tetapi juga mau mendalami apa isi kandungannya. Dengan begini insya Allah kamu akan tahu betapa banyak ilmu yang diajarkan dalam Islam. Kalau punya banyak ilmu, dan kamu amalkan pasti banyak doong tabungan kamu untuk akhirat. Mumpung masih muda, yuk sama-sama nyari ilmu buat tabungan akhirat! Karena yang namanya ajal hanya Allah SWT yang tahu, nggak peduli tua atau muda. Jadi yuk nabung ! :)

Ini Tipsnya Menjadi Remaja Berprestasi 
1. Berlatihlah menjadi pemimpin. Jangan meragukan kemampuan dirimu sendiri.
2. Rajin belajar apaun yang kamu suka, asahlah itu agar menjadi bakatmu.
3. Jangan malas mempelajari apa yang kurang kamu suka, karena remaja prestasi tidak pilih-pilih, semua harus bisa.
4. Percaya diri, jangan mudah patah semangat, jangan hiraukan kekurangan dan cibiran orang. Jadikan cibiran sebagai penyemangatmu untuk membuktikan kepada mereka kamu BISA!
5. Mengurangi, bahkan hilangkan kebiasaan mencontek. Mereka saja bisa, masa kamu tidak? Itu namanya meragukan kemampuan diri sendiri.
6. Jangan malu bertanya. Pada dasarnya semua orang punya peluang untuk berprestasi, hanya saja terkadang mereka pemalu, rasa malu inilah yang membuat seseorang terlihat kurang pintar, padahal mereka bisa.
7. Cukup istirahat, sangat penting untuk menjaga kebugaran jasmani dan rohani. Istirahat juga berguna untuk menyegarkan kembali pikiran yang lelah.
Naah bagaimana? Sudah punya semangat baru untuk berprestasi? Semoga sudah ya,aamiin.
Ingat kawan, pada dasarnya Allah SWT memberikan kita semua kemampuan yang sama. Tidak ada orang bodoh didunia ini. Yang ada hanya orang yang malas berusaha. Semua orang bisa kok berprestasi. Semua orang mempunyai kekurangan dan kelebihannya masing-masing. Jadi, jangan menyerah jika kamu mempunyai kekurangan pada suatu bidang tertentu, karena mungkin bidang itu memang bukan bakatmu. Kamu tidak bodoh kok, hanya mungkin kamu belum tahu dibidang mana letak kelebihanmu. Semangat terus ya kawan ! :)


Sumber: http://aliyakecil.weebly.com/artikel.html
Share:

Ringkasan ("Ghanimah (Harta Rampasan Perang) pada perang badar")






















Ringkasan Sirah Nabawiyah (07-04-2017)
Ust. Rahmat Abu Zahra
"Ghanimah (Harta Rampasan Perang) pada perang badar"

> Pembagian  ghanimah
Perang badar telah usai dengan kemenangan di pihak kaum muslimin. Sebuah kemenangan karunia Allah azza wa jalla. Ubadah bin shamit ra menjelaskan "lalu allah azza wa jalla mengambil alih permasalahan ini dan menyerahkannya kepada Rasulullah saw untuk membagikannya kepada kaum anshar. Lalu turunlah surat al-anfal ayat 1. Makna al-anfal atau makna lain dari al-anfal adalah ghanimah.

Pada saat itu saad bin abi waqosh saudaranya umayr yang saat itu terbunuh. Maka saat itu saad bin abi waqosh membunuh orang yang membunuh saudaranya. Saat itu setelah saudaranya terbunuh lalu ia (saad bin abi waqosh) membunuh saad bin ash, setelah itu nabi menyuruh saad bin abi waqosh untuk menyimpan pedangnya. Lalu menyuruhnya untuk pergi dan tidak mengambil ghanimah berupa pedang musuhnya.

Saat itu ada tiga bagian dari sahabat saat perang badar, ada yang menyerang musuh, mengambil ghanimah, dan mengantisipasi serangan musuh. Tiada sahabat yg mengikuti perang badar kecuali hanya dengan ikhlas dan semangat jihad. (dalam ibnu katsir, 4/8)

Rasulullah shallallahualaihi wassalam tidak hanya memberikan ghanimah kepada para peserta perang. Tapi beliau shallallahualaihi wassalam juga membagikannya kepada para sahabat yang ditugaskan di madinah atau yang tidak ikut berperang karena suatu alasan yang dibenarkan. Seperti utsman bin affan ra yg tidak berangkat karena mengurusi istrinya yang sedang sakit, atau abdullah ibnu umi maktum, abu lubabah yang mendapatkan tugas dari Rasulullah shallallahualaihi wassalam untuk tetap di madinah.

> Lapang dada terhadap keputusan
Dalam QS An-Nisaa (4): 65

Ibnu Qayyim menjelaskan,
"Menerima keputusan agama adalah suatu kewajiban, dan sikap ini merupakan landasan islam dan pondasi keimanan seseorang, karena itu setiap hamba wajib untuk rela terhadap hukum islam, tanpa diiringi kesempitan hati, sikap skeptis, mempertentangkannya dengan hal yang lain, atau menolaknya. Dalam ayat di atas, Allah bersumpah atas nama diri-Nya.....

> Tawanan Perang
Banyak tawanan perang yang ditawan oleh kaum muslimin, hingga allah azza wa jalla menurunkan QS Al-Anfal (8): 67-69


Wallahu'alam bishawab
Share:

Ringkasan (Beberapa Peristiwa Pasca Perang Badar)


Ringkasan Sirah Nabawiyah (21-04-2017)
Ust. Rahmat Abu Zahra
"Beberapa Peristiwa Pasca Perang Badar"

> Rencana membunuh Rasulullah Shallallahu'alaihi wassalam
Suatu ketika umair bin wahab berbincang-bincang dengan shafwan bin umayyah tentang kekalahan yang mereka derita dalam perang badar. Kemudian,    umair mengatakan kepada shafwan bahwa seandainya dia tidak memiliki tanggungan hutang dan keluarga yang dikhawatirkan masa depannya. Maka ia berencana membunuh muhammad agar tidak ada perlawanan pada keluarganya dan sukunya...

Beberapa ayat berkaitan dengan makar:
QS Ali-Imran (3): 54
QS Ath-Thariq: 15-17

Kemudian umair berangkat ke madinah. Ketika tiba disana, dia bertemu dengan umar bin khatthab ra sehingga dia ketakutan. Umar bin khatthab ra membawa orang ini menghadap rasulullah shallallahu'alaihi wassalam dan kemudian terjadi dialog dengan antara umair dengan beliau. Rasulullah meminta umair agar menjelaskan dengan jujur tentang sebab kedatangannya ke madinah. Umair menyebutkan bahwa kedatangannya adalah untuk menebus putranya yang bernama wahab yang ditawan kaum muslimin dalam perang badar. Rasulullah menyingkap kedustaan orang ini dengan menanyakan pembicaraannya bersama shafwan di mekah. Mendengar ini, umair pun terkagum-kagum, dan inilah yang menyebabkan ia masuk islam.

Rasulullah shallallahu'alaihi wassalam meminta para sahabat beliau untuk mengajari umair tentang islam dan membebaskan putranya yang tertawan. Setelah sekian lama di madinah. Rasulullah mengizinkan umair kembali ke mekah untuk mendakkwahkan islam dengan penuh semangat, sebagaimana semangatnya ketika ia mendakwahkan kekufuran. Sehingga kemudian banyak orang yang memeluk islam melalui dakwahnya.

> Perang Sawiq
Setelah kejadian tersebut ada seorang tokoh quraisy yang selamat dari perang badar dan menyimpan dendam pada Rasulullah Shallallahu'alaihi wassalam. Perang ini disebut perang sawiq.

> Perang Qarqarah Al-Kudrii
(dikutip dari Al-Waaqidi 1/181, menurut ibnu saad. Peristiwa ini disebut dengan perang qarqaratul kudr)

"Aku ditolong dengan rasa takut (yang ditanamkan kepada musuh) sejak sebulan perjalanan". (HR Bukhari)

> Ka'ab bin Al-Asyraf, sang penghasut
Dia merupakan seorang penyair terkenal di madinah. Ia merasa geram setelah terjadinya perang badar. Orang ini mencaci maki rasulullah dan menghasut kaum quraisy untuk membalas perbuatan rasulullah akibat kekalahan perang badar. Lalu Allah azza wajalla berfirman dalam (QS An-Nisaa) dan dalam (HR Bukhari dan Muslim) (HR muslim 1801)

Wallahu'alam Bishawab






Share:

Perkenalan Kami

Selamat Datang, Perkenalkan kami IKRAF (Ikatan Remaja Masjid Al-Furqaan) Puri Cipageran Indah 1 Cimahi. dengan rasa gembira kami persembahkan website baru IKRAF, semoga menjadi jalan ikhtiar dalam berdakwah. Website ini masih dalam tahap pengembangan mohon dimaklumi. semoga website ini memberikan keringanan bagi sahabat muslim semua.

"MARI DAKWAH TEBARKAN KEBAIKAN"



Share:

Chat Dengan Kami

Instagram Post